Enteng jodoh, di antara sederet do’a yang selalu dipanjatkan orang tua kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk anak gadisnya. Juga tentunya diidamkan oleh gadis itu sendiri. Jodoh memang sesuatu yang ghaib seperti halnya rezeki, hidup dan mati. Perkara-perkara itu sudah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebelum penciptaan alam ini. Karena termasuk rahasia Ilahi, makanya orang banyak berharap dan berdo’a yang baik-baik, enteng jodoh, luas rezeki, badan sehat, dan sebagainya. Jodoh adalah bagian dari hidup, tak heran bila dalam menghadapinya bermacam-macam sebagaimana menghadapi hidup. Ada yang optimis, tak sedikit pula yang pesimis.
Optimis vs Pesimis
Sikap optimis biasanya bila perempuan itu memiliki nilai ‘jual’. Nila ‘jual’ di sini biasanya mempunyai hal-hal yang secara lahiriah bagus. Punya wajah cantik adalah faktor utama wanita lebih percaya diri, apalagi bila ditunjang dengan kekayaan dan kepintaran, percaya diri pun lebih besar lagi.
Padahal tak ada satupun dalih, bahwa peluang jodoh lebih cepat didapatkan oleh mereka yang memiliki sifat superior (serba unggul). Pengalaman riil di lapangan kerapkali menjungkirbalikkan asumsi-asumsi kita selama ini.
Adapaun sikap pesimis biasanya karena perempuan itu merasa banyak kekurangan. Misalnya, merasa tidak cantik, sudah tua, pendidikan rendah, tidak bisa masak, orang miskin, latar belakang keluarga kurang harmonis, serta sederet kekurangan yang lain. Bahkan ketika perempuan itu dalam masa proses ta’aruf. “Aku tidak sebaik yang mereka katakana, mungkin mereka tidak tahu kekurangan-kekuranganku, kalau ditulis mungkin bisa berlembar-lembar,” begitu kata seorang gadis kepada lelaki yang berminat kepadanya.
Bagi gadis di bawah usia 25 tahun mungkin masih optimis saja, toh dia merasa muda dan masih merasa mempunyai nilai ‘jual’, tapi ketika usia mulai beranjak naik, kekhawatiran pun mulai bertambah. Sehingga ada seorang teman berkelakar, usia 17-20 tahun akan berkata, “Siapa saya?”, 20-25 tahun akan berkata, “Siapa kamu?”, tapi kalau sudah 25-30 tahun akan berkata, “Siapa saja!”, dan usia 30 tahun ke atas akan berkata, “Siapa mau akan dapat hadiah…”
Kelakar ini bukan dalam rangka menyudutkan anda, para gadis berumur. Namun mengambil kesimpulan dari apa yang terjadi pada umumnya, walaupun tetap tidak bisa digeneralisir. Ya, realitanya memang demikian para lelaki berburu daun muda. Tengok misalnyasaay laki-laki yang mulai banyak menceritakan kebaikan seorang wanita, tapi langsung berhenti lantaran diberitahu soal usianya lalu berkata, “Sayang ya sudah tua.” Bagaimana pula laki-laki mundur teratur dalam proses ta’aruf setelah mengetahui usia calonnya. Tentunya banyak peristiwa lain yang membuat pilu gadis berumur.
Impian Besar
Wanita mana yang berharap berat jodoh, tentu saja tak ada wanita yang berharap demikian, yang ada cuma enteng jodoh. Bahkan dalam benak setiap wanita yang belum menikah palagi sudah ‘berumur’ sekalipun, datangnya jodoh merupakan sebuah impian besar. Impian menjadi seorang istri, sekalipun ibu. Biasa tidur sendiri, kini berdua. Dulu tak ada tempat curhat kini ada pendengar setia, suami tercinta. Saat masih sendiri bila ada persoalan menyelesaikan sendiri, sekarang ada teman berbagi masalah. Biasanya saat pergi hanya seorang diri, kini ada yang menggandeng. Dan, masih banyak lagi impian-impian besar tentang indahnya menjadi seorang istri.
Dibalik impian besar itu, maka tak jarang rasa gundah apalagi usia kini mulai merangkak ke angka 25 menjadi semacam ‘ketakutan’ yang luar biasa bagai monster yang siap menerkam. Betapa banyak para gadis yang tidak percaya diri lantaran kekurangan yang ia miliki, sementara laki-laki dalam versi beberapa gadis hanya mau memilih gadis yang cantik. Akankah kita berkecil hati? Satu sisi kita ingin menikah sementara fisik kita ‘bukan’ idola laki-laki. Pada sisi lain, laki-laki egois hanya memandang kecantikan fisik sebagai pilihan.
Sebagai orang yang beriman tentu saja merasa ‘kalah’ dalam arena pencarian jodoh karena kekurangan yang dimiliki sementara laki-laki maunya yang cantik, shalihah, dan seabrek gadis ideal merupakan bukan solusi terbaik. Justru yang perlu kita lakukan adalah tidak membenamkan diri terhadap ketidakpercayaan diri menjadi percaya diri (self confidence) bahwa urusan jodoh merupakan hak prerogatifnya Allah subhanahu wa ta’ala. So, bagaimana melakukan perubahan diri lebih baik lagi, mulai dari menata diri agar baik luar dalam, juga memperbaiki seni bergaul, dan tak kalah penting dari semua itu adalah merubah paradigma dari konsentrasi mana yang harus dipilih menjadi konsentrasi pada perubahan diri ke arah yang lebih baik.
Sambutlah…
Seorang wanita wajar berharap mendapat suami yang paling baik tak terkecuali anda, kendati usia ‘tidak bersahabat’ lagi. Karena memang fitrah setiap insan ingin mendapat yang terbaik. Jujur saja, saat usia seorang wanita mulai beranjak dari 25 tahun seperti yang dialami oleh banyak para gadis, rasa cemas mulai menggelayut pikirannya. Jangan-jangan jodohku tak kunjung tiba apalagi merasa banyak kekurangan, sepertinya tak ada sesuatu dalam diri yang bisa membuat laki-laki tertarik.
Kecemasan seperti itu wajar, tapi jangan terlalu didramatisir. Mungkin saja anda merasa mempunyai kekurangan, tapi yakinlah setiap manusia mempunyai keunikan tersendiri. Siapapun dia, pasti ada keunikan dalam dirinya. Tak sedikit kita melihat tampang oke banget tapi perilaku buruk, atau ada juga tampang kayak artis sinetron tapi gonta-ganti laki-laki… na’udzbillaah. Ada pula tampang sih biasa saja tapi kepribadian yang kuat dengan didasari keimanan yang benar sehingga yang tampak dalam dirinya yang indah-indah saja, seperti akhlak yang bagus, penyayang, senyum yang tulus, dan sifat-sifat yang mulia lainnya justru membuat laki-laki merasa simpati, karena wanita yang mulia pada jaman sekarang sangat langka, seribu banding satu. Dari sekian seribu wanita itu, tentu saja kita berharap andalah yang satu itu.
Memang laki-laki menyukai keindahan. Tetapi harus kita pahami arti sebuah keindahan. Keindahan itu bisa muncul dari semua wajah wanita tak terkecuali anda. Jadi, bagaimanapun bentuk wajah anda keindahan bisa muncul dan memancar dari wajah anda. Kok bisa? Terang saja, karena keindahan itu adalah perpaduan antara keserasian dan keselarasan. Wanita yang serasi dan selaras mudah menjadi orang yang indah.
Bisa saja anda secara lahir tak terlalu cantik tapi karena akhlak yang baik bisa membuat anda menjadi is the best. Keindahan akhlak seperti pema’af, pemurah, penyayang, jujur, taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dan sifat yang mulia lainnya akan bisa menutupi kekurangan anda secara lahir.
Itu artinya, dengan siapa pun anda bergaul akan membuat semua orang terkenang dengan anda. Setiap kali orang bertemu dengan anda, ia merasa tenang, sejuk, bahkan bertambah keimanan seseorang. Sehingga seseorang merasa sulit untuk berpisah dengan anda. Kebaikan dan keindahan akhlak anda menyebar kemana-mana, maka jangan heran bila banyak laki-laki yang antri untuk mendapatkan anda.
Sebab banyak laki-laki shalih yang mendamba pendamping hidupnya yang memiliki keindahan akhlak walau secara fisik biasa-biasa saja. Sebaliknya, seberapa pun cantiknya seorang wanita kalau tidak mempunyai keindahan akhlak tidak akan dipilih laki-laki shalih. Wanita seperti tentu saja akan menjadi pilihan laki-laki yang bagus agamanya.
Jadi tak berlebihan bila kami mengajak anda tersenyum menyambut jodoh karena Insya Allah anda seorang wanita yang memiliki keindahan akhlak yang akan menjadi perhatian semua orang. Wallahu a’lam… (Ree/AF)
No comments:
Post a Comment