PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistemastis, yang dilakukan orang- orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (M. Ngalim Purwanto, 2002:10). Dalam arti lain, pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan ketrampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik (siswa). Prestasi belajar siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi. Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga menyebabkan siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat sukar yang di berikan oleh guru tersebut. Kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik ini merupakan hal yang wajar di alami oleh guru yang tidak memahami kebutuhan dari siswa tersebut baik dalam karakteristik, maupun dalam pengembangan ilmu. Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik bukan hanya pembelajaran berbasis konvensional. Pembelajaran yang baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi antara guru, siswa dapat berjalan dengan baik. Berangkat dari hal tersebut multimedia interaktif dalam kelas dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses komunikasi di dalam pembelajaran akan lebih bermakna (menarik minat siswa dan memberikan kemudahan untuk memahami materi karena penyajiannya yang interaktif), jika memanfaatkan berbagai media sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran. Dari segi pengertian, multimedia interaktif dapat di artikan sebagai kombinasi berbagai unsur media yang terdiri dari teks, grafis, foto, animasi, video, dan suara yang disajikan secara interaktif dalam media pembelajaran.
Pembelajaran matematika akan menuju arah yang benar dan berhasil apabila mengetahui karakteristik yang dimiliki matematika. Matematika memiliki karakteristik tersendiri baik ditinjau dari aspek kompetensi yang ingin dicapai, maupun dari aspek materi yang dipelajari untuk menunjang tercapainya kompetensi. Di tinjau dari aspek kompetensi yang ingin dicapai matematika menekankan penguasaan konsep dan algoritma serta ketrampilan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat . Bagaimana dengan menggunakan media pembelajaran itu di integrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar matematika akan efektif bagi peserta didik .
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral, maka berhasilnya pedidikan peserta didik secara formal terletak pada tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas pokok mengajar. Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan proses belajar pada diri peserta didik.
Pandangan guru terhadap mengajar akan mempengaruhi peranan dan aktivitasnya dalam mengajar. Aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas peserta didik dalam belajar sangat tergantung pada pemahaman guru terhadap mengajar. Kualitas proses kegiatan belajar sangat dipengaruhi oleh metode mengajar dan penggunaan media yang diterapkannya. Media adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Efektifitas penggunaan media dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran sebagai persiapan tertulis.
Dalam kaitannya dengan metode mengajar terkandung dua unsur yaitu unsur kegiatan guru dan unsur kegiatan peserta didik , guru membawa peserta didik kearah tujuan, peserta didik melakukan serangkaian kegiatan yang disediakan guru, dalam hal ini peserta didik dipandang sebagai titik pusat terjadinya proses belajar. Peserta didik sebagai subyek yang berkembang melalui pengalaman belajar. Guru lebih berperan sebagai fasilisator dan motivasi belajar peserta didiknya. Kegiatan guru dan peserta didik ini terjadi interaksi yang berlansung dalam proses belajar mengajar. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, guru harus menguasai berbagai metode dan media mengajar untuk dipergunakan di dalam kelas.
Guru dalam menyampaikan materi pelajaran di tuntut untuk lebih kreatif sehingga peserta didik merasa senang pada saat proses belajar di kelas , dalam hal ini guru haruslah selalu berinovasi dalam pembelajarannya , berinovasi dalam banyak hal, diantaranya dengan memakai media multimedia interaktif .
Menurut hasil survey awal dan informasi dari guru matematika yang penulis dapatkan bahwa masih ada berberapa peserta didik yang ada di SMP Negeri 3 Luwuk prestasinya masih rendah tidak mencapai kreteria ketuntasan minimum (KKM), ini disebabkan guru dalam proses pembelajaran yang hanya dilakukan dengan menceramahkan konsep dan prinsip yang sudah jadi. kondisi ini di tambah lagi dengan kurangnya guru menerapkan media pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, sehingga peserta didik tidak termotivasi untuk berfikir dan membangun gagasan . Rendahnya minat , aktifitas dan motivasi belajar peserta didik terhadap pembelajaran matematika yang berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik. Guru dalam hal mengajar matematika khususnya pada pokok bahasan lingkaran lebih banyak menggunakan metode ceramah ini kurang tepat ,mengingat penggunaan metode tersebut memuat peserta didik hanya mencerna informasi yang diberikan guru yang sifatnya searah. Dengan demikian peserta didik akan sulit memahami konsep yang diajarkan oleh guru sehingga akan berdampak pada rendahnya prestasi belajar peserta didik pada pokok bahasan lingkaran.
Berdasarkan permasalah diatas, maka dalam pembelajaran matematika khususnya pada kompetensi dasar lingkaran perlu adanya pembaharuan dan proses pembelajaran agar permasalahan tersebut tidak terjadi lagi. Dalam hal ini perlu adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik pada kompetensi dasar lingkaran. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah dengan memilih media pembelajaran yang tepat.
Dalam penelitian ini multimedia interaktif dipilih peneliti karena dalam proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan
Berbagai keunggulan penerapan multimedia interaktif meliputi: 1) multiple media, maksudnya teks, audio, grafik, gambar diam dan gambar gerak dapat dikombinasikan dalam suatu sistem yang mudah dioperasikan, 2) learner participation, maksudnya materi multimedia dapat membantu memelihara perhatian peserta didik dan memberikan peluang lebih kepada peserta didik untuk berpartisipasi ketimbang bentuk lain.3) Individualization, maksudnya penyajian pencabangan materi multimedia melepaskan kendali belajar sepenuhnya pada peserta didik khususnya dalam proses pembelajaran. 4) Flexibility, maksudnya peserta didik memiliki kebebasan dalam memilih pelajaran, mengevaluasi pemahaman, sesuai dengan minat dan keinginan melalui menu. 5) multimedia interaktif lebih mendukung belajar mandiri ketimbang belajar bersama.
Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang di formulasikan dalam judul “Upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui penggunaan multimedia interaktif pada kompetensi dasar lingkaran di SMP Negeri 3 Luwuk”
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang muncul pada penelitian adalah :
1. Kurang tepatnya penggunaan media pembelajaran kompetensi dasar lingkaran
2. Rendahnya prestasi belajar peserta didik pada kompetensi dasar lingkaran
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah diatas , maka peneliti dapat rumuskan “ Apakah dengan menggunakan multimedia interaktif hasil belajar peserta didik pada kompetensi dasar lingkaran dapat meningkat ?”
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
Hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Luwuk tahun pelajaran 2010 / 2011 khususnya kompetensi dasar lingkaran dapat meningkat melalui penggunaan multimedia interaktif.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
a. Mendapatkan pengalaman langsung menerapkan multimedia interaktif
b. Mendapatkan bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru matematika sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan
2. Bagi peserta didik
Bagi peserta didik SMP dapat meningkatkan hasil belajar matematika kompetensi dasar lingkaran.
3. Bagi guru
Bagi guru penelitian ini diharapkan dapat memberikan peningkatan mutu pembelajaran atau pendidikan melalui penggunaan multimedia interaktif terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik SMP pada kompetensi dasar lingkaran.
F. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini disusun sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan,Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian ,Manfaat Penelitian Dan Sistematika Pembahasan
BAB II : Tinjauan Pustaka, Menguraikan tentang pengertian belajar, prestasi belajar,pengertian peserta didik,multimedia interaktif, tinjauan tentang kompetensi dasar , kerangka berpikir, hipotesis tindakan.
BAB III : Metodologi penelitian. Menguraikan tentang langkah langkah penelitian, prosedur penelitian, data dan teknik pengambilan data.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Multimedia Interaktif
Multi media menurut bahasa Multi (latin Nouns) adalah banyak bermacam –macam, sedangkan medium adalah sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu . Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh penguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll. Dalam multimedia interaktif memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktifitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan.
Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam aktifitas belajar adalah Bagaimana menata unsur-unsurnya pembelajaran dapat mengubah perilaku siswa. Dari uraian di atas, apabila kedua konsep tersebut kita gabungkan maka multimedia interaktif dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang piliran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, sesuai dengan tujuan
Menurut Mulyani (2010) Berbagai keunggulan penerapan multimedia interaktif meliputi: 1) multiple media, maksudnya teks, audio, grafik, gambar diam dan gambar gerak dapat dikombinasikan dalam suatu system yang mudah dioperasikan, 2) learner participation, maksudnya materi multimedia dapat membantu memelihara perhatian peserta didik dan memberikan peluang lebih kepada peserta didik untuk berpartisipasi ketimbang bentuk lain.3) Individualization, maksudnya penyajian pencabangan materi multimedia melepaskan kendali belajar sepenuhnya pada peserta didik khususnya dalam proses pembelajaran. 4) Flexibility, maksudnya peserta didik memiliki kebebasan dalam memilih pelajaran, mengevaluasi pemahaman, sesuai dengan minat dan keinginan melalui menu. 5) multimedia interaktif lebih mendukung belajar mandiri ketimbang belajar bersama.
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Adapun sebagian tampilan multimedia yang penulis gunakan seperti pada gambar berikut :
Gambar 1
2.2 Pengertian belajar
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar.
Menurut M.Ngalim Purwanto (1984:”17) mengemukakan tentang belajar yaitu sebagai berikut :
“Belajar berhubungan dengan tingkah laku sesorang terhadap sesuatu tertentu yang di sebabkan oleh pengalamannya yang berulanga-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan espon pembawaan,kematangan,keadaan-keadaan sesaat seseorang
Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut
1) Cronbach memberikan definisi :
“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.
“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
2) Harold Spears memberikan batasan:
“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.
Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.
3) Geoch, mengatakan :
“Learning is a change in performance as a result of practice”.
Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (1991:2)
yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut The Lian Gie (1979:6) mengatakan bahwa Belajar
adalah segenap rangkaian atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh sesorang dan mengakibtkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran sedikit banyak permanen sedangkan menurut Winarno Surachmat ( 1985: 52) belajar adalah mengalami yang berarti menghayati sesuatu situasi actual penghayatan dimana menimbulkan respon dari pihak peserta didik pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilan pematangan dan pendewasaan pada tingkah laku, perubahan dalam perbendaharaan konsep (pengertian) serta dalam kelayakan informasi.
Dengan demikian dari beberapa difinisi diatas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah Belajar berhubungan dengan tingkah laku sesorang terhadap sesuatu tertentu yang di sebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi tertentu, dimana terjadi perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik respon pembawaan,kematangan,keadaan-keadaan sesaat seseorang ,Belajar juga dapat memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
. Belajar sebagai kegiatan individu merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Segenap rangkaian atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh sesorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran belajar berarti menghayati sesuatu situasi actual dari pihak peserta didik yang berupa pelajaran yang akan menghasilan pematangan dan pendewasaan pada tingkah laku dan perubahan dalam perbendaharaan konsep serta dan kelayakan informasi terkini.
2.3 Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Kemampuan intelektual peserta didik sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam mempeoleh prestasi. Untuk mengetahui keberhasilan seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian
“prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”
Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa
“prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”
Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17)
“Prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
2.4 Tinjauan Tentang Lingkaran
2.4.1 Pengertian Lingkaran dan unsur-unsurnya
Sunardi dan Haryanta (2002:89) mengatakan bahwa Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari titik tertentu, titik tertentu disebut pusat lingkaran, jarak yang sama terhadap titik tertentu dinamakan jari-jari lingkaran. Bagian –bagian lingkaran antara lain jari-jari lingkaran busur, tali busur ,apothema, diameter, tembereng dan juring, anak panah
. Gambar 2
Gambar 1 adalah gambar lingkaran dengan pusat O
Titik O adalah pusat lingkaran
Ruas garis OA = OB = OC = OE adalah jari-jari lingkaran (r)
Garis AB adalah garis tengah ( diameter = d )
Garis lengkung AC, garis lengkung CB dan garis lengkung CB dan garis lengkung BA adalah busur lingkaran
Garis BC disebut tali busur
Bagian lingkaran yang dibatasi oleh jari-jari OB,OC dan garis lengkung BC disebut juring lingkaran, jadi juring adalah bagian lingkaran yang dibatasi oleh dua jari-jari dan busurnya.
Bagian lingkaran yang dibatasi garis lurus BC dan garis lengkung BC disebut tembereng.
Jadi tembereng adalah bagian lingkaran yang dibatasi oleh sebuah busur dan tali busurnya pada sebuah lingkaran
Garis OD disebut aphotema
Garis DE disebut anak panah
2.4.2 Keliling dan Luas lingkaran
a. perbandingan antara keliling lingkaran dengan diameter (d) = π jadi keliling lingkaran adalah diameter dikali dengan π atau jika dinyatakan dengan rumus adalah K = π d atau k= 2πr , dimana π =22/7 atau 3,14
b. Luas lingkaran
mencari luas lingkaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut
Membuat lingkaran yang panjang jari-jarinya 10 cm
Membagi lingkaran menjadi dua bagian yang sama dengan cara membuat diameter dan membuat warna yang berbeda
Membagi lingkaran menjadi juring-juring dengan besar sudut pusat masing-masing 30o
Membagi salah satu juring menjadi dua bagian yang sama
Menggunting lingkaran tersebut sesuai dengan juring-juring yang terjadi
Meletakkan potongan-potongan dari juring-juringtersebut secara berdampingan
Jika juring-juring lingkaran memiliki sudut-sudut pusat semakin kecil missal 150 ,maka bangun yang terjadi sangat mendekati bentuk persegi panjang dengan panjang sama dengan setengah lingkaran dan lebarnya sama dengan panjang jari-jari lingkaran ,sehingga
Luas lingkaran = luas persegi panjang yang terjadi
= panjang x lebar
= πr x r
= πr^2
Maka luas lingkaran adalah πr^2 , hubungan antara jari –jari lingkaran adalah setengah diameter lingkaran atau ( r = ½ d ) maka untuk luas lingkaran dapat juga di nyatakan dengan L=1/4πd^2 dimana L luas lingkaran d diameter dengan π=22/7 atau 3,14
2.4.3 Hubungan antara sudut pusat,panjang busur dan luas juring
(
Panjang busur AB=(sudut AOB)/〖360〗^0 x keliling lingkaran
= (
= (
2.5 Kerangka berpikir
Dalam melaksanakan pembelajaran guru bertindak sebagai fasilisator untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik dengan harapan memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Demikian pula dengan pembelajaran matematika pada tingkat sekolah menengah pertama yang bertujuan untuk mendapatkan prestasi belajar yang di inginkan. Prestasi belajar matematika ini dapat meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Prestasi belajar kognitif diperoleh melalui tes.
Sampai saat ini matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi sebagian peserta didik. Terbukti dengan hasil belajar peserta didik pada pelajaran matematika masih relative rendah. Banyak alasan yang yang melatar belakangi hal tersebut, antara lain matematika sulit disebabkan karena banyaknya rumus-
rumus matematika yang harus dipahami dan mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi masalah pencapaian prestasi belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan pada mata pelajaran matematika berbagai cara telah diusahakan oleh guru matematika untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik salah diantaranya dengan menggunakan beberapa metode maupun strategi baru untuk mengajarkan mata pelajaran matematika ,ada kalanya juga menggunakan media atau alat bantu pembelajaran seperti alat peraga matematika ataupun lembar kerja untuk peserta didik yang dengan maksud untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktiv diharapkan dapat menjadikan alternative untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini tentunya berbeda dengan pembelajaran yang tidak menggunakan menggunakan multimedia interaktiv .
2.6 Hipotesis
“Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktiv dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 3 Luwuk “
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Luwuk , lokasi penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa menurut pendapat beberapa peserta didik Khususnya kelas VIII bahwa dalam pembelajaran matematika yang dilakukan saat ini kurang menarik sehingga banyak peserta didik kurang memahami materi dan hasil yang diperoleh kurang maksimal dan antara peneltii dengan pihak sekolah mempunyai hubungan yang baik karena peneliti adalah sebagai salah satu tenaga honorer di SMP Negeri 3 Luwuk.
Adapun waktu penelitian direncanakan dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2011
3.2 Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus eneliti mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan yang nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan pembelajaran untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu rancangan penelitian yang digunakan adalah mengacu pada rancangan penelitian kualitatif. Hal ini sesuai dengan apa yang didefinisikan oleh Bogdan dan Taylor (dalam Hadi, 1998:56) bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang atau perilaku yang diamati.
Adapun prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan ini yang menurut Waseso ( dalam Usman ,2001:23) penilitian tindakan merupakan proses daur ulang, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan serta refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang. Dengan demikian secara lebih rinci rancangan penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mendiskripsikan suatu proses kegiatan belajar berdasarkan apa yang terjadi dilapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukan kekurangan dan kelemahan dalam kegiatan pembelajaran materi lingkaran sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaan. Karena itu desain penelitian ini mengacu kepada model Kemmis dan Taggart ( dalam Usman (2001:,49) yang terdiri dari empat komponen dalam satu siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan , observasi dan evaluasi dan refleksi yang mungkin di ikuti penyempurnaan ulang terhadap implementasi siklus sebelumnya.
3.2.1. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
a. Skenario tindakan pembelajaran
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran
c. Kreteria ketuntasan belajar
Kreteria ketuntasan belajar berdasarkan persentasi indicator yang dicapai yang ditetapkan standar skor perolehan adalah 75%
d. Kreteria keberhasilan tindakan
Kreteria keberhasilan tindakan dilihat dari kemampuan peserta didik dalam memahami materi lingkaran yang telah dipelajari
e. Personil yang dilibatkan
Personil yang akan dilibatkan dalam penelitian ini adalah guru matematika SMP Negeri 3 Luwuk
f. Pengadaan alat dalam pelaksanaan tindakan
Penelitan ini termasuk kategori penelitian tindakan kelas yang berbasis kualitatif, maka instrument penelitian ini adalah penelitian sendiri. Disamping itu instrument yang lain yang yaitu multimedia interaktif ,lembar tes, lembar observasi.
3.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindak pada penelitian ini adalah melakukan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan dengan mengacu pada scenario pembelajaran. Pelaksanaan tindakan ini akan direncanakan satu siklus, namun akan dilanjutkan pada siklus berikutnya jika pada siklus pertama belum berhasil, yang dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dengan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus sebelumnya, misalnya apabila pada siklus pertama tindakan berhasil yaitu pencapaian prestasi belajar belum memenuhi standar yang telah di tetapkan minimal 75% karena masih banyak dari peserta didik yang belum mampu memahami materi lingkaran, maka sehubungan dengan ini tindakan dilanjutkan pada siklus kedua sebagai perbaikan.
Prosedur tindakan dalam penelitian ini adalah pemberian lembar tes dan lembar observasi, yang diuraikan sebagai berikut :
a. Lembar tes
Lembar tes terdiri dari tes awal yang diberikan pada pratindakan yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan awal peserta didik. Selanjutnya tes siklus I yang diberikan pada akhir tindakan siklus I yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami materi lingkaran yang telah dipelajari. Dan apabila pada tes siklus I belum mencapai standar yang telah ditetapkan (miniman 75 % ) maka dilanjutkan pada tes siklus II yang diberikan pada akhir tindakan siklus II dengan tujuan perbaikan kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran pada siklus sebelumnya.
b. Lembar observasi
Lembar observasi terdiri dari dua bagian yaitu lembar observasi peserta didik dan lembar observasi guru. Pada lembar observasi peserta dididk ini kita tempatkan peserta didik itu sendiri sebagai subyek yang kita teliti, diamati secara langsung aktivitasnya dalam mengikuti pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan format yang telah disediakan. Sedangkan pada lembar observasi guru dimana guru juga dijadikan sebagai subyek penelitian, kita melihat ketrampilan guru yang meliputi 1.)Persiapan program satuan pembelajaran, persiapan program satuan pembelajaran ini terdiri dari perumusan tujuan pembelajaran khusus, penjabaran materi, alat pelajaran, serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 2) Kegiatan pembelajaran. Dimana kegiatan pembelajran ini terdiri dari empat tahapan yaitu pendahuluan, pengembangan, penerapan dan penutup.
3.2.3 Rencana Pencatatan Data Dan Pengolahannya Atau Penafsiran Data.
Untuk memudahkan pencatatan data selama pembelajaran berlangsung peneliti menggunakan lembar observasi yang meliputi keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan ketrampilan guru dalam menyajikan pembelajran sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan sehingga data yang diperoleh menjadi acuan dalam mendiskripsikan proses dan keberhasilan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
3.3 Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
Penelitian tindakan ini termauk jenis penelitan kualitaif, sehingga pada dasarnya jenis data penelitian tindakan berupa kata-kata yang dilengkapi dengan tabel respon dan verifikasi respon subyek terhadap tugas yang diberikan. Data ini meliputi : hasil tes, hasil observasi sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan tindakan perbaikan, adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data hasil tes
Data hasil tes terbagai menjadi :1) Data hasil tes awal, 2) Data hasil tes siklus I dan 3) Data siklus II, dengan ketentuan apabilla data hasil tes siklus I belum mencapai standar (minimum 75 % ) yang telah ditentukan.
2. Data hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik dan guru dalam pembelajaran
3. Data hasil wawancara
Data hasil wawancara guru, yaitu dengan mengadakan dialog antara peneliti dengan guru matematika kelas VIII SMP Negeri 3 Luwuk, wawancara ini dilakukan untuk mengetahui metoda dan media apa yang telah diterapkan selama ini kepada peserta didik,
3.4 Tahap – Tahap Penelitian
3.4.1 Pratindakan
Kegiatan pra tindakan adalah pemberian tes awal kepada peserta didik untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik mengenai materi lingkaran. Tes ini dilakukan kepada peserta didik kelas VIII dan dikerjakan secara perorangan. Sebelum dimulai peneliti menjelaskan kepada peserta didik tentang tujuan dilakukan tes ini, cara pengerjaan yang digunakakan untuk menyelesaikan tes ini . Selanjutnya peneliti mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik.
3.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Prosedur kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah satu siklus saja, namun jika pada siklus satu belum berhasil maka akan dilanjutkan pada siklus kedua. Setiap siklus disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai yaitu pembelajaran yang beranjak dari kesulitan yang dialami oleh peserta didik atau kebutuhan peserta didik tetang konsep yang sulit dipahaminya sebelum melanjutkan soal-soal latihan selanjutnya. Peserta didik diukur pencapaian hasil belajarnya sesuai dengan standar kompetensi yang dicapai oleh peserta didik serta penyempurnaan tindakan yang ditemukan pada siklus sebelumya, agar tujuan pembelajaran yang diinginkan tercapai. Untuk lebih jelas , prosedur penelitian ini diurut sebagai berikut :
a. Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dalah peneliti merencanakan atau menyusun scenario pembelajaran yang dipakai dalam pembahasan maeri lingkaran, yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Menerapkan metode penyajian materi yang telah dipilih
c. Merancang soal-soal untuk peserta didik
d. Pengecekan penyelesaian hasil pekerjaan peserta didik
e. Membuat lembar observasi, yaitu untuk melihat kondisi pembelajaran yang dilaksanakan
f. Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar prestasi belajar peserta didik
2. Tindakan
Pada proses tindakan ada tiga prosedur yang akan peneiliti jalankan . ketiga prosedur itu adalah sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Kegiatan dalam tahap ini diawali dengan memberi motivasi, mengingatkan kembali pengetahuan prasyarat dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Penyajian materi
Kegiatan dalam tahap ini adalah peneliti meminta kepada peserta didik untuk membentuk kelompok belajar dan masing-masing kelompok untuk memperhatikan tampilan multimedia interaktif yang ditampilkan melalui layar LCD dan mendiskusikannya. Diskusi dapat dilakukan antar kelompok atau seluruh kelas..
3. Penerapan
Setelah peneliti dan peserta didik selesai membahas materi lingkaran dan contoh-contoh soal bersama-sama,maka peneliti selanjutnya memberikan soal tes akhir siklus I. soal diberikan secara perorangan. Setelah guru memeriksa pekerjaan peserta didik dan memberikan skor, maka peneliti dapa mengatagorikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I tuntas atau tidak tuntas yang mengacu pada standar yang ada (minimal 75 %) . apabila pencapaian peserta didik lebih atau sama dengan 75 %, maka dikategorikan tuntas dan apabila kurang 75 % maka pencapaian peserta didik tidak tuntas.
4. Obsevasi
Kegiatan observasi dilakukan secara bersama-sama oleh peneliti, dan guru mata pelajaran matematika
5. Refleksi
Apabila berdasarkan hasil evaluasi dan hasil observasi penelitian yang dikumpulkan dan setelah dianalisis belum berhasil, karena pencapaian peserta didik masih banyak yang kurang dari 75 % ,maka tindakan selanjutnya adalah mengadakan perbaikan pada siklus II
3.5 Teknik Analisis Data
Langkah–langkah yang dilakukan dalam kegiatan menganalisa data dari hasil penelitian ini ada tiga tahap yaitu :
1. Reduksi
Proses penyederhanaan data yang diharapkan dapat memberikan gambaran dan menjadi informasi yang bermakna sehingga peneliti mudah menarik kesimpulan
2. Paparan data
Proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk tabel ataupun secara naratif. Paparan data yang dimaksud adalah uraian tentang proses pembelajaran, kesulitan dan kesalahan yang sering dialami peserta didik dalam mempelajari materi lingkaran serta hasil yang diperoleh setelah diberikan tindakan serta bagaimana solusinya.
3. Penyimpulan data
Proses pengambilan rangkuman dari sajian data yang telah dipaparkan dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat, jelas dan bermakna
bu... mohon ijin mempelajarinya, karena judulnya menarik, terimakasih sebelumnya
ReplyDeletesilahkan....
ReplyDelete