Monday, May 10, 2010

integrasi

BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar belakang masalah

Sebagai manusia kita ketahui bahwa Indonesia terdiri dari berbagai macam sistem kebudayaan baik itu sistem kebudayaan daerah, agama, nasional, dan asing. Keempat unsur sistem kebudayaan tersebut sekaligus menjadi landasan dan atau corak masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia yang majemuk. Dalam hal ini masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia setelah merdeka yaitu masalah Integrasi, baik itu masalah Integrasi Sosial maupun Integrasi Nasional yang ada di antara masyarakat yang majemuk Integrasi bukan peleburan tetapi keserasian persatuan.

B. Tujuan

Menganalisa masalah yang tumbuh dalam Intregasi dan mencari solusi atau pemecahannya demi tercapainya rasa kebersamaan antar hubungan masyarakat secara harmonis dan kerjasama kelompok yang mempunyai sifat , sikap dan watak yang berbeda dalam Integrasi Sosial serta keharmonisan demi persatuan dan kesatuan nasional dalam Intregasi Nasional..












BAB II

PERMASALAHAN



Adapun batasan masalah yang akan penulis uraikan dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian integrasi sosial dan integrasi nasional?
2. Jelaskan permasalahan yang timbul dalam integrasi!
3. Bagaimana upaya pendekatan dalam penyelesaian masalah dalam integrasi?






















BAB III
PEMBAHASAN

INTEGRASI SOSIAL DAN INTEGRASI NASIONAL



Indonesia yang terdiri dari sekitar 13.000 pulau serta sejumlah laut, selat dan samudera mewujudkan satu daerah atau lingkungan alam yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya oleh karena itu masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk. Suatu masyarakat negara yang terdiri dari beberapa suku atau golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan Nasional, yaitu negara Indonesia.
Masyarakat yang majemuk tersebut dipersatukan oleh sistem Nasional yang mengintegrasikan melalui jaringan-jaringan administrasi pemersatukan Politik, Ekonomi , Sosial, yang berpusat di kota-kota.

A. Pengertian Integrasi Sosial dan Integrasi Nasional


Integrasi Sosial

Integrasi Sosial ( Integrasi Masyarakat ) dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari Individu, keluaga, lembaga dan masyarakat keseluruhan, sehingga menghasilkan adanya nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi dalam hal ini terjadi akomodasi, asimilasi dan berkurangnya prasangka-prasangka diantara anggota masyarakat scara kesseluruhan.
Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada dimasyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi, dan tumbuh intregasi tanpa paksaan. Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi masyarakat pada masyarakat majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurai prasangka.
Hal yang penting, mengamati dimensi kemajemukan suaktu masyarakat dapat dilakukan dengan melihat jumlah kelompok yang berbeda kebudayaanya, konsesus anggota-anggota masyarakat terhadap nilai yang mengikat seluruh warga masyarakat , dan mudah tidaknya individu dari suatu kelompok ke kelompok lainnya.
Sejarah telah mencatat bahwa Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada tahun 1928 adalah suatu perwujudan solidaritas sosial begitu kental merasuk dalam kalbu antar golongan pemuda. Tidak perlu dipertanyakan asal-usul suku bangsa, ras, agama, bahasa dan lain sebagainya. Mereka bergabung, berbaur, menyatu dalam kadar solidaritas yang tinggi menuju terwujudnya Integrasi Sosial – Integrasi Nasional
Kondisi yang mirip juga pernah terjadi, walaupun dimensi waktu dan jumlah pelaku berbeda. Dalam kurun waktu lima puluhan sampai enam puluhan, semua golongan begitu larut dalam semangat solidaritas sosial yang tinggi, larut dalam kesadaran kebersamaan dalam berbangsa mengendap. Walaupun tidak dapat dipungkiri, pada kurun waktu itu pun terdapat percikan – percikan konflik sosial dalam bentuk pemberontakan-pemberontakan di daerah-daerah tertentu diwilayah Republik Indonesi. Namun begitu, semua pihak tetap menyadari, bahwa Tanah Air tercinta Negara Kesatuan Republik Indonesia ini didirikan sebagai hasil kerjasama semua pihak dan semua golongan.
Bahwa bangsa dan budaya Indonesia pada hakikatnya satu.kenyataan adanya berbagai suku bangsa, ras, dan corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, sehingga menjadi modal dasar bagi terwujudnya Integrasi Sosial – Integrasi Nasional.

Integrasi nasional

Integrasi nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh semua negara yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapi. Beberapa negara yang berdiri setelah Perang Dunia II ternyata banyak yang tidak mampu mengintegrasikan berbagai golongan dalam masyarakatnya. Perang Saudara yang terjadi di Nigeria terjadi karena Nigeria tidak mampu mengintegrasikan suku-suku bangsa Hausa, Fulani, Ibo, dan Yoruba, sehingga lahirlah negara baru yang menamakan diri republik Baifara. Ketidakmampuan India mempersatukan seluruh wilayahnya, melahirkan Negara Pakistan. Ketika wilayah timur memberontak, Pakistan tidak mampu mempersatukan kedua wilayah itu sehingga pada tahun1971 lahirlah Negara Bangladesh. Amerika Serikat , Canada, dan Australia menghadapi masalah integrasi bangsa-bangsa imigran.
Menghadapi masalah integrasi ini sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda pula. Sehingga masalah integrasi ini cenderung diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan. Ada yang menempuh jalan kekerasan, ada yang menempuh strategi politik yang lunak.

B. Permasalahan dalam integrasi

Permasalahan utama yang dihadapi dalam integrasi adalah cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain masalah integrasi ini pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideologi. Perbedaan ideologi ini disebabkan karena perbedaan falsafah hidup yang banyak berpengaruh dalam proses sosialisasinya, maupun dalam pembentukan konsep-konsep nalarnya. Termasuk faktor dominan dalam pembentukan suasana kesenjangan ideologi ini adalah masalah agama. Karena agama dipandang sebagai nilai hakiki sehingga kontrol sosial masyarakat agama cenderung lebih peka dan sering tajam.
Permasalahan yang kedua, permasalahan yang ditimbulkan oleh kondisi masyarakat majemuk, ynag terdiri dari berbagai kelompok etnis baik di antara penduduk pribumi maupun keturunan asing. Menurut Harsya Bahtiar, kelompok etnis atau suku-suku bangsa yang ada di daerah merupakan nation-nation pribumi yang telah terbentuk lama sebelum nation Indonesia diproklamasikan. Mereka memiliki ciri-ciri sendiri yang merupakan ciri-ciri suatu nation. Memiliki kebudayaan sendiri, bahasa sendiri, daerh teritorial sendiri dan perasaan solidaritas antara anggota-anggota warga masyarakat yang bersangkutan.
Perasaan solidaritas yang tinggi menyebabkan nation-nation lama tidak bisa hilang walaupun telah tergabung dalam nation Indonesia yang baru. Hal ini menyebabkan bahwa masalah integrasi berbagai kelompok etnis merupakan masalah pokok bagi integrasi di Indonesia. Selain masalah etnis pribumi, Indonesia juga menghadapi masalah warga negara keturunan asing. Karena mereka yang tergolong keturunan asing ini secara genetis masih memiliki hubungan dengan negara asalnya, maka mereka berusaha mengembangkan kebudayaan negara asalnya di Indonesia. Ini merupakan masalah baru bagi negara Indonesia. Dari segi kemungkinan memberontak untuk memperjuangkan satu wilayah sendiri, keturunan asing maupun peranakan membuat jarak yang tegas dengan kelompok pribumi. Ini juga masalah yang cukup rumit bagi kelancaran integrasi nasional secara utuh.
Permasalahan ketiga, adalah masalah teritorial daerah yang sering kali berjarak cukup jauh.lenih-lebih Indonesia yang berbentuk negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua benua dan dua samudra. Kondisi ini akan lebih mempererat rasa solidaritas kelompok etnis tertentu.
Permasalahan keempat, ditinjau dari kehidepan dan pertumbuhan Partai Politik. Permasalahan politik di Indonesia berpengaruh pula dalam mencapai integrasi nasional. Charles Lewia Tylor dan Michael C. Hudson mencatat beberapa indikator pertentangan politik di Indonesia yaitu, terjadinya deminstrasi, kerusuhan, serangan berssenjata, menungkatnya angka kematian akibat kerusuhan polotik, pemindahan kekuasaan eksekutif yang bersifat ireguler. Di samping itu adanya partai-partai politik yang terikat oleh kepentingan-kepentingan primordial yang secara tidak langsung terikat oleh kepentingan daerah, kelompok elit dan kelompok etnis tertentu. Hal ini sesuai dengan yang ditulis Prof. R. William liddle dalam bukunya “ ethnicity, Party,and national Integration : an Indonesia Case Study” bahwa integrasi nasional Indonesia mempunyai dua dimensi , yaitu dimensi horisontal dan dimensi vertikal. Dimensi horisontal dimaksudkan untuk menunjuk perbedaan suku, agama, aliran dan lain-lain. Sedangkan dimensi vertikal dimaksudkan untuk menunjuk kesenjangan kelompok elite nasional dengan masa. Ini mangakibatkan partisipasi politik masa yang sangat kecil.

C. Upaya Pendekatan

Di samping perbedaan golongan itu sendiri mempunyai potensi untuk menuju ke arah integrasi dengan sistem silang-menyilang ( cros cutting affiliation) yang akan melahirkan pelapisan sosial yang saling silang-menyilang, atau paling tidak akan membuat konflik sosial tidak menjadi terlalu tajam, maka diusahakan pula langkah-langkah yang lebih sistematis dan operasional. Demikianlah dengan sistem silang-menyilang ini konflik antara suku-suku bangsa daerah akan dapat diredakan dengan adanya pertemuan di bidang agama. Upaya –upaya dilakukan untuk memperkecil dan untuk menghilangkan kesenjangan-kesenjangan.
Upaya-upaya pendekatan tersebut antara lain:
1. Untuk mempertebal keyalinan seluruh warga negara yang terdiri dai berbagai golongan itu terhadap ideologi nasional, maka pemerintah berusaha untuk mewujudkan idealisme atau cita-citta nasional yang diamanatkan oleh seluruh bangsa kepada ideologi melalui pembangunan di berbagai sektor, dengan titik pada pemerataan pembangunan politik dan kebudayaan.
2. Berusaha membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan pembangunan sarana komunikasi, informasi dan transportasi.
3. Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis pribumi maupun keturunan asing. Untuk langkah ini dapat di contohkan dengan transmigrasi, pertukaran/mutasi karyawan dari satu daerah ke daerah lain, asimilasi budaya, all.
4. Menggali budaya daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
5. Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan perundang-undangan yang berlaku bagi seluruh warga negara dan pendekatan formal lainnya.













BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan


Seperti yang diasumsikan bahwa integrasi kan tetap merupakan masalah, tanpa mnemandang apakah itu negara baru atau negara yang sudah lama, karena pada setiap soal konflik dapat saja terjadi. Di samping itu berpedoman pada teori Walter T. Martin yang berpendapat bahwa perbedaan golongan mempunyai dua kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konflik(disintegrasi) atau integrasi. Maka kemungkinan integrasi menjadi masalah, sama besar dengan tercapainya integrasi.
Namun demikian, integrasi baik sosial maupun nasional, merupakan suatu cita-cita nasional maupun cita-cita negara akan dapat terwujud atau paling tidak menekan kemungkinan masalah yang timbul dengan berbagai usaha yang mendukung potensi masyarakat untuk berintegrasi sendiri secara alamiah sengan sistem cros cutting affiliation.
Di samping dukungan usaha-usaha seperti di atas, maka masih ada penunjang yang cukup berpengaruh terhadap usaha-usaha lain yaitu memperkuat kedudukan ideologi.


Saran

Sebagai masyarakat , khususnya mahasiswa kita harus memiliki kesadaran penuh akan adanya perbedaan budaya, sistem nilai dan sistem agama.
Kemajemukan tetap diberikan peluang untuk hidup di Indonesia. Tetapi dalam mengadakan integrasi sosial antara suku perlu dicarikan dasar yang disetujui bersama. Hal-hal baru yang akan menjadi modal dari kebudayaan nasional. Unsur-unsur daerah yang dapat disetujui atau diterima oleh suku bangsa lain atau menjadi bagian dari kebudayaan nasional.
Oleh karena itu integrasi merupakan alternatif yang baik untuk modal tumbuhnya kebudayaan nasional.

No comments:

Post a Comment